Atasi Kesulitan Bljr

A.      Memahami Arti Kesulitan Belajar ( Learning Disorders )
Setiap anak adalah unik. Dikatakan unik karena mereka tidaklah sama. Ada anak yang cepat menangkap respons dari luar, tetapi tidak sedikit juga yang lambat. Mereka memiliki alur perkembangan yang berbeda satu sama lain. Inilah yang dinamakan proses keseimbangan kehidupan. Karena itu pula kita sering mendengar para orangtua mengeluhkan anaknya yang mengalami kesulitan dalam belajar. Meskipun memang tidak sedikit anak yang lancar-lancar saja saat menuntut ilmu. Pertanyaannya adalah mengapa mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Rasanya sulit sekali mencerna apa yang diterangkan guru. Jangankan yang dipelajari kemarin, yang baru diberikan saja sudah menguap sebelum sempat ‘mengendap’ di kepala.
Kesulitan belajar pada anak sangat erat kaitannya dengan pencapaian hasil akademik juga aktivitas sehari-hari. Karena itu, tak jarang para orangtua begitu mengkhawatirkan masalah ini. Marilah kita pahami mengapa semua itu biasa terjadi.

1.    Makna Kesulitan Belajar ( Learning Disability )
Kesulitan belajar terdiri dari dua kata, yaitu kesulitan dan belajar. Seseorang dikatakan telah belajar 
apabila pada dirinya terjadi perubahan tertentu. Dengan kata lain, belajar merupakan suatu 
perubahan tingkah laku pada diri seseorang melalui suatu proses tertentu. Namun demikian, tidak 
semua perubahan tingkah laku itu disebabkan oleh hasil belajar, tetapi juga disebabkan oleh proses 
alamiah atau keadaan sementara pada diri seseorang.
Sedangkan kesulitan berarti kesukaran, kesusahan, keadaan atau sesuatu yang sulit. Kesulitan merupakan suatu kondisi yang memiliki gangguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau menghitung.
Selain itu kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang ditetapkan, baik berbentuk sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar.
Dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung karena faktor internal individu itu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak. Kesulitan belajar bukan disebabkan oleh faktor eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya, fasilitas belajar dan lain-lain.
Oleh karena itulah anak yang mengalami kesulitan belajar, akan sukar dalam menyerap materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga ia akan malas dalam belajar. Selain itu anak tidak dapat menguasai materi, bahkan menghindari pelajaran, mengabaikan tugas-tugas yang diberikan guru, sehingga terjadi penurunan nilai belajar dan prestasi belajar menjadi rendah.
2.    Macam-macam Kesulitan Belajar
a.    Dilihat dari jenis kesulitan belajar
-       Ada yang berat
-       Ada yang sedang
b.    Dilihat dari bidang studi yang dipelajari
-       Ada yang sebagian bidang studi
-       Ada yang keseluruhan bidang studi

c.    Dilihat dari sifat kesulitannya
-       Ada yang sifatnya permanen atau tetap
-       Ada yang sifatnya hanya sementara
d.   Dilihat dari segi faktor penyebabnya
-       Ada yang karena faktor inteligensi
-       Ada yang karena faktor non inteligensi

3.    Faktor Penyebab Kesulitan Belajar 
    Fenomena kesulitan belajar seorang anak biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) anak seperti kesukaan berteriak didalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah dan gemar membolos.
      Pada dasarnya seorang anak memilki masalah besar yang tampak jelas dimata orang tua dalam   
      kehidupannya :
a.       Out of Law (tidak taat aturan), seperti susah belajar, susah menjalankan perintah dan sebagainya.
b.      Bad Habit (kebiasaan jelek) misalnya, suka jajan, merengek, suka ngambek dan lain-lain.
c.       Maladjustmen (penyimpangan perilaku)
d.      Pause playing Delay (Masa bermain yang tertunda)
Penting untuk diingat adalah bahwa faktor utama yang memengaruhi kesulitan belajar pada anak adalah berasal dari dalam diri anak sendiri (internal). Anak mengalami gangguan secara internal seperti gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH).
Ciri-ciri anak yang sulit memusatkan perhatian biasanya ceroboh, sulit berkonsentrasi, seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara, gagal menyelesaikan tugas, sulit mengatur aktivitas, mengindari tugas yang memerlukan pemikiran, kehilangan barang-barang, perhatian mudah teralih dan pelupa. Anak tidak mampu untuk berkonsentrasi pada satu pekerjaan tertentu (gangguan atensi). Untuk apa ia melakukan pekerjaan itu juga tidak dipahami. Oleh karena itu, untuk anak usia sekolah, saat menyimak pelajaran yang diberikan guru, anak dengan gangguan pemusatan perhatian tidak dapat mengerti apa yang diterangkan gurunya.
Gangguan pemusatan perhatian ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu adanya kelainan anatomis terutama pada otak besar bagian depan (lobus frontalis); gangguan neurotransmiter meliputi neurotransmiter noradrenergik/norepinefrin, dopamine, serotonin sebagai akibat dari penggunaan berbagai obat kimia; faktor genetik seperti saudara kandung; adanya kelainan fungsi inhibisi perilaku dan control diri; efek dari adanya infeksi bakteri, cacingan, keracunan logam dan zat berbahaya (Pb, CO,Hg), gangguan metabolisme, gangguan endoktrin, diabetes dan gangguan pada otak; penyakit keturunan; gangguan integrasi sensorik dan perspesi; gaya hidup yang tidak sehat seperti mengonsumsi minuman berkafein yang berlebihan (kopi, the, cokelat, cola dsb), pola makan dengan gizi tak seimbang serta kuantitas dan kualitas tidur yang kurang memadai; pola kehidupan yang kurang disiplin.
Sedangkan ciri-ciri dari hiperaktivitas adalah terus-menerus bergerak, memainkan jari atau kaki saat duduk, sulit duduk diam dalam waktu yang lama, berlarian atau memanjat secara berlebihan yang tidak sesuai dengan situasi atau berbicara berlebihan, impulsivitas dalam perilaku yang berlangsung menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan, sulit menunggu giliran dan senang menginterupsi atau menggangu orang lain.
Perlu diingat bahwa gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas bukanlah merupakan suatu penyakit. Hanya sebagai gejala dari sesuatu. Sama halnya dengan pusing. Pusing bukanlah termasuk jenis penyakit, tetapi sebagai gejala dari penyakit. Pusing bisa merupakan gejala influenza. Juga bisa disebabkan terlambat makan, tekanan darah yang terlalu tinggi atau rendah. Atau, bahkan bisa merupakan gejala tumor otak. Memberikan satu obat yang sama untuk semua gejala pusing, jelas tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan dapat memperburuk kondisi pasien.
Begitu juga dengan gangguan pemusatan perhatian. Tidaklah tepat bila memberikan obat atau pendekatan yang sama kepada semua anak yang mengalami GPPH tanpa memahami terlebih dahulu penyakit atau gangguan yang melatarbelakanginya