Bakat

Pengertian Bakat

Ada beberapa devinisi bakat yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah:
Bingham (1986) menjelaskan bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik atau kemampuan seseorang yang dengan suatu latihan khusus memeungkinkannya mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan ketrmpilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan bermain music  dan lain-lain.
Crow & Crow dalam bukunya General Psychology sebagaimana dikutup oleh Nurkancana (1993 : 191), mengatakan bahwa :
Bakat adalah suatu kualitas yang Nampak pada tingkah laku manusia pada suat lapangan keahlian tertentu seperti music, seni mengarang, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin, atau keahlian-keahlian lainnya.
Stamboel Muanandir dan Munandar (1987:2) Mendefinisikan, bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan, yang relative bisa bersifat umum.
Munandir ((2001:15-16) mengatakan, bahwa bakat sering dikatakan merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, dengan kata lain bersifat keturunan. Pandangan ini sering kita dengar secara umum sebagaimana para ahli dan orang awam.
Suzuki (1993:1-2) mempunyai pandangan yang menarik tentang bakat. Ia beranggapan kata sejak lahir digunakan secra ceroboh didalam pernyataan sejak lahir ketika kita mengatakan anak mempunyai bakat sejak lahir sebenarnya telah berusia lima atau enam tahun. Ketika kita melihat bayi yang baru lahir tentu kita tidak akan pernah bisa memastikan apakah bayi tersebut nantinya jadi pemain bola yang baik, pemain music ataukah menjadi seorang sasatrawan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa bakat adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang dengan latihan-latihan tertentu akan memperoleh berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan khusus.

Hubungan Antara bakat, Kemampuan dan Prestasi
Utami Munandar Menyatakan erwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi (Muhammad ali, dkk, 2005 ;80) kerana bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat matematika diprediksikan mampu mencapai prestasi yang menonjol dalam bidang matematika.
Perlu ditekankan bahwa karena bakat masih bersifat potensial, seseorang yang berbakat belum tentu mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidangnya jika tidak mendapatkan kesempatan untuk  mengembangkan bakatnya secara maksimal. Bakat khusus yang memperoleh kesempatan maksimal dan dikembangkan sejak dini serta didukung oleh fasilitas dan motifasi yang tinggi, akan dapat terealisasikan dalam bentuk prestasi unggul.

Dimensi bakat
Guildford (Sunaryo, 2004) mengemukakan bahwa terdapat tiga dimensi yang terkandung dalam bakat, yaitu sebagai berikut :
  • Dimensi perseptual, yaitu kemampuan di dalam melakukan persepsi yang mencakup kepekaan indra, perhatian, orientasi ruang dan waktu serta kecepatan persepsi.
  • Dimensi psikomotor, mencakup kekuatan, impuls, kecepatan gerak, kecermatan dan kordinasi.
  • Dimensi intelektual, mencakup ingatan, pengenalan, berpikir dan evaluatif.
 Jenis-Jenis bakat khusus
Bakat khusus atau talent adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jiak memperolaeh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya.
Conny Setiawan dan Utami Munanadar (1987) mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang, yaitu :
  1. Bakat akademik khusus
  2. Bakat kreatif produktif
  3. Bakat seni
  4. Bakat Kinestik/Psikomotor
  5. Bakat sosial
Hal-hal yang Mempengaruhi Bakat
Faktor internal.
  • Minat, minat merupakan motif asli yang muncul dari dalam diri individu itu sendiri.
  • Motif Berprestasi, anak-anak yang mumpunyai keinginan yang kuat menjadi seseorang yang berprestasi maka dengan dorongan dan latihan maka anak tersebut dapat mengoptimalkan bakat yang dia miliki. Sebaliknya meskipun anak tersebut mendapat dukungan dan latihan tanpa ada motif berprestasi maka pengembangan bakat yang ia miliki tidak akan maksimal.
  • Keberanian mengambil resiko, resiko adalah hal yang biasa dalam menjalankan suatau hal. Resiko bentuknya bermacam-macam. Contoh kita punya bakat dalam hal bela diri tapi kita takut mengambil resiko seperti patah tangan, bibir sobek kena pukul, dan sebagainya maka tidak akan pernah mungkin kita bisa jadi pesilat atau petarung yang baik.
  • Keuletan menghadapi tantangan, Ulet artinya pantang menyerah dan tidak takut gagal. Seseorang yang bisa menganggap bahawa kegagalan itu adalah hal yang biasa maka ia akan punya jiewa yang kuat untuk menghadapi segala masalah yang akan muncul.
  • Pengaruh unsur genetik, khususnya yang berkaitan dengan fungsi otak bila dominan otak sebelah kiri , bakatnya sangat berhubungan dengan masalah verbal, intelektual, teratur, dan logis dan bila dominan dengan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial, non verbal, estetik, artistik serta atletis
 Faktor eksternal
  • Latihan: Bakat adalah sesuatu yang sudah dimiliki secara alamiah, yang mutlak memerlukan latihan untuk membangkitkan dan mengembangkannya.
  • Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
tidak semua orang didunia ini bisa punya kesempatan untuk mengembangkan diri. Jika kita mau meleihat sebenarnya banyak sekali anak-anak disekeliling kita yang berbakat dalam suatu hal, mereka juga memiliki minat dan motifasi yang kuat tapi tetap saja tidak jadi apa-apa. Salah satu hal yang menyebabkan itu terjadi karena tidak ada kesempatan atau tidak pernah mereka diberi kesempatan untuk mencoba.
  • Sarana dan Prasarana
  • Dukungan dan dorongan dari keluarga.
  • Lingkungan tempat tinggal
  • Pola asuh orang tua
 Langkah-langkah Untuk Mengembangkan Bakat
  • Menumbuhkan  keberanian : berani memulai, berani gagal, berani berkorban (perasaan, waktu, tenaga, pikiran, dsb), berani bertarung. Keberanian akan membuat kita melihat jalan keluar berhadapan dengan berbagai kendala
  • Perlu didukung latihan : bakat perlu selalu diasah, latihan adalah kunci keberhasilan
  • Perlu didukung lingkungan : lingkungan disini termasuk manusia, fasilitas, biaya, dan kondisi sosial yang turut berperan dalam usaha pengembangan bakat
  • Perlu memahami hambatan dan mengatasinya : maksudnya disini perlu mengidentifikasi dengan baik kendala-kendala yang ada, kemudian dicari jalan keluar untuk mengatasinya
  • Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan bakat khususnya dengan mengusahakan dukungan baik psikologis maupun fisik.
  • Mengembangkan program pendidikan berdeferensi disekolah dengan kurikulum berdeferensi pula guna memberikan pelayanan secara lebih efektif kepada anak yang memilki bakat khusus.
 Tujuan Mengetahui Bakat
Tes bakat dilakukan dengan tujuan sebagai berikut, yaitu:
  • Diagnosis. Tujuannya adalah untuk mengetahui bakat seseorang sehingga akan lebih mudah memahami potensi yang ada. Dengan demikian, dapat membantu untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi testi di masa kini secara lebih cermat.
  • Prediksi. Pada dasarnya, prediksi adalah mempertemukan potensi seseorang dengan persyaratan yang dituntut oleh lembaga sehingga dapat diperkirakan atau diprediksikan kemungkinan kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam bidang tertentu di masa depan. Prediksi meliputi seleksi, penempatan dan klasifikasi
 Cara pengukuran Bakat
Ada dua jenis tes yang sering digunakan dalam layanan bimbingan konseling disekolah
Tes Bakum (bakat umum)
Thurstone mengemukakan ada tujuh factor kemampuan mental primer yang diteliti
  • Verbal comprehension (Kemampuan verbal)
  • Word Fluency (Kefasihan kata-kata)
  • Number facility (Kecakapan menghitung)
  • Space Relation (Penguasaan ruang)
  • Assosiative memory(Kemampuan mengingat)
  • Perseptual speed (Kecepatan persepsi)
  • Induction atau reasoning (Kemampuan penalaran)
Tes DAT (differensial aptitude test)
Terdiri dari delapan sub tes
  • Verbal reasoning (penalaran verbal)
  • Numerical Ability (kemampuan angka)
  • Abstract reasoning (oenalaran abstrak)
  • Space relation (tilikan ruang)
  • Mechanical reasoning (Penalaran mekanis)
  • Clerical Speed and accuracy
  • Language usage : spalling and Grammer (pemakaian bahasa)
  • Scholastic aptitude
Pemanfaatan Hasil Pengukuran Bakat dalam bimbingan dan Konseling
Bagi guru pembimbing :
  • Pemahaman diri individu secara positif dan dinamis
  • Memahami kekurangan dan kelebihan individu
  • Penempatan dan penyaluran
  • Lanjutan studi dan pekerjaan
Bagi peserta didik :
  • Untuk mengetahui potensi diri, dengan mengetahui bakat yang dimiliki, kita jadi tahu potensi kita dan bisa dikembangkan
  • Untuk merencanakan masa depan, dengan mengetahui bakat yang dimiliki, kita bisa merencanakan mengembangkannya dengan demikian juga turut merencanakan masa depan
  • Untuk menentukan tugas atau kegiatan, dengan mengetahui bakat yang dimiliki, kita bisa memilih kegiatan apa yang akan kita lakukan sesuai dengan bakat yang kita miliki